SARANA Air bersih
DI
S
U
S
U
N
OLEH
:
KELOMPOK
III ( tiga )
Wardani Yanti
( 1216010113)
Putra
Romiya (1216010081)
Yuli
Safriyanti (1216010040)
Samsiar
(1216010006)
Firdaus
(1116010131)
Lia
Puspita (1016010068)
Ilfan
Meldia (0916010045)
Dosen
Pembimbing : Heriansyah, SKM.,MPH

Fakultas
Kesehatan Masyarakat
Universitas
serambi mekkah
Banda
aceh tahun 2013 / 2014
KATA
PENGANTAR
Puji Syukur Kita Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang mana dengan
kehadiratnyalah kita dapat memperoleh kesehatan dan merasakan nikmat kehidupan
yang Ia berikan terhadap umatnya.
Didalam makalah ini penulis menyampaikan masih banyak
kekurangan baik itu di dalam isi serta uraian yang berkenaan dengan “Sarana Air Bersih”, ini disebabkan
karena keterbatasan dan kekurangan
penulis, sebab penulis harus banyak belajar lagi dan menimba ilmu dari berbagai
sumber.
Kritik dan saran dan bimbingannya, baik dari dosen
pembimbing, teman-teman ataupun pembaca lainnya sangat kami harapkan agar
menambah kesempurnaan isi makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing yang dengan ketersediaannya memberikan
ilmu yang bermanfaat dan masukan terhadap kami.
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................
A.
Latar Belakang........................................................................................
B.
Maksud danTujuan.................................................................................
C.
Rumusan Masalah...................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
A.
Pengertian Air Bersih..............................................................................
B.
Tujuan Sarana Air Bersih........................................................................
C.
Jenis-jenis Sarana Air
Bersih...................................................................
D.
Persyaratan Sarana Air
Bersih.................................................................
E.
Dampak Terhadap
Kesehatan.................................................................
BAB III PENUTUP..........................................................................................
A. Keimpulan.............................................................................................
B. Saran......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sarana Air
bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang diperoleh dari
berbagai sumber, tergantung pada kondisi daerah setempat. Kondisi sumber air
pada setiap daerah berbeda-beda, tergantung pada keadaan alam dan kegiatan
manusia yang terdapat di daerah tersebut. Penduduk yang tinggal di daerah
dataran rendah dan berawa seperti di Sumatera dan Kalimantan menghadapi kesulitan
memperoleh air bersih untuk keperluan rumah tangga, terutama air minum. Hal ini
karena sumber air di daerah tersebut adalah air gambut yang berdasarkan
parameter baku mutu air tidak memenuhi persyaratan kualitas air bersih.
Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala
yang menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas
air bersih dan sanitasi dasar. Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang
sangat besar, sebaran penduduk yang tidak merata dan beragamnya wilayah Indonesia,
keterbatasan sumber pendanaan. Pemerintah selama ini belum menempatkan
perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam pembangunan. Faktor lain
yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan kuantitas sumber air baku sendiri
terus menurun akibat perubahan tata guna lahan (termasuk hutan) yang mengganggu
sistem siklus air. Selain itu, meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di
perkotaan akibat urbanisasi.
Masalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya
kemampuan penduduk mengakses air minum yang layak. Terakhir adalah buruknya
kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri. Sedangkan dari sisi
sanitasi, selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan, kendala
lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya kebijakan
komprehensif yang sifatnya lintas sektoral, rendahnya kualitas bangunan septic
tank, dan masih buruknya sistem pembuangan limbah.
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak
memenuhi syarat dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan
kecacingan. Diare merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan
dapat mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak
sekolah, disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti DBD,
malaria, pes, dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat, Depkes RI,
2007)
Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69 persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata 55,43) terlayani fasilitas sanitasi yang layak. Hal ini lebih rendah bila dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen), Thailand (96 persen), Filipina (83,06 persen), Malaysia 74,70 persen) dan Myanmar (64,48 persen).
Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69 persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata 55,43) terlayani fasilitas sanitasi yang layak. Hal ini lebih rendah bila dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen), Thailand (96 persen), Filipina (83,06 persen), Malaysia 74,70 persen) dan Myanmar (64,48 persen).
B.
Tujuan Umum
·
Untuk mengetahui kondisi sarana perlindungan mata air dan
kualitas bakteriologis air
·
Untuk mengetahui kondisi sarana Penyediaan sarana air bersih
serta aspek konstruksi pencemaran kebersihan
lingkungan
·
Untuk mengetahui tingkat resiko pencemaran sarana
perlindungan air bersih
·
Untuk mengetahui kandungan bakteri E. coli dan Coliform
dalam air.
C.
Perumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan sarana air bersih
dan tujuannya?
2. Apa
saja jenis-jenis sarana air bersih?
3. Bagaimana
persyaratan air bersih?
4. Bagaimana
dampak terhadap kesehatan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Air Bersih
Menurut peraturan menteri kesehatan RI No. 416 / Menkes /
per / IX / 1990 menyebutkan air bersih adalah air yang digunakan untuk
keperluan sehari – hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan yang dapat
diminum setelah dimasak.
Air adalah salah satu di antara pembawa penyakit yang
berasal dari tinja untuk sampai kepada manusia. Supaya air yang masuk ketubuh
manusia baik berupa makanan dan minuman tidak menyebabkan penyakit, maka
pengolahan air baik berasal dari sumber, jaringan transmisi atau distribusi
adalah mutlak diperlukan untuk mencegah terjadinya kontak antara kotoran
sebagai sumber penyakit dengan air yang diperlukan (Sutrisno, 2004).
Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya
berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk
dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk
diantaranya adalah sanitasi.
B.
Tujuan Sarana Air Bersih
Untuk mencegah terjadinya penyakit yang diakibatkan
penggunaan air, kualitas badan air harus dijaga sesuai dengan baku mutu air.
Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau
komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya di dalam air. Untuk mengetahui hal tersebut, perlu dilakukan pengukuran
atau pengujian kualitas (mutu) air berdasarkan parameter-parameter tertentu dan
metode tertentu. Dalam Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001, mutu air
ditetapkan melalui pengujian parameter fisika, kimia, mikrobiologi, dan
radioaktivitas. Pengujian parameter fisika meliputi pengukuran temperature air,
pengukuran kadar residu dalam air dan kadar residu tersuspensi dalam air.
Pengujian parameter kimia dilakukan melalui pengukuran kadar zat kimia
anorganik dan zat kimia organic dalam air.
C. Jenis-jenis Sarana Air Bersih
Menurut
Dirjen PPM dan PLP (1990) jenis – jenis sarana air bersih yang lazim
dipergunakan masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Sumur Gali
Sumur
gali adalah sarana air bersih yang mengambil/memanfaatkan air tanah dengan cara
menggali lubang di tanah dengan menggunakan tangan sampai mendapatkan air .
lubang kemudian diberi dinding, bibir tutup dan lantai serta saluran pembuangan
limbah.
2. Perpipaan
Sarana
perpipaan adalah banguna beserta peralatan dan perlengkapannya yang
menghsilkan, menyediakan dan membagikan air minum untuk masyarakat melalui
jaringan perpipaan/distribusi. Air yang di manfaatkan adalah air tanah atau air
permukaan dengan atau tanpa diolah.
3. Sumur Pompa Tangan (SPT)
Sumur
pompa tangan adalah sarana air bersih yang mengambil atau memanfaatkan air
tanah dengan membuat lubang di tanah dengan menggunakan alat bor.Berdasarkan
kedalaman air tanah dan jenis pompa yang digunakan untuk menaikan air, bentuk
sumur bor dibedakan atas:
a) Sumur Pompa Tangan Dangkal ( SPTDK )
Sumur pompa tangan dangkal adalah
sumur bor yang pengambilan airnya dengan menggunakan pompa dangkal. Pompa jenis
ini mampu menaikan airnya samapi kedalaman maksimum 7 meter.
b) Sumur Pompa Tangan Dalam ( SPTDL )
Sumur pompa tangan dalam adalah sumur bor yang pengambilan
airnya dengan menggunakan pompa dalam. Pompa jenis ini mampu menaikan air dari
kedalaman 15 meter sampai kedalaman maksimum 30 meter.
4. Penampungan Air Hujan ( PAH )
Penampungan
air hujan adalah sarana air bersih yang memanfaatkan untuk pengadaan air rumah
tangga. Air huja yang jatuh diatas atap rumah atau bangunan penangkap air yang
lain, melalui saluran atau alang
kemudian dialirkan dan di tamping didalam penampungan air hujan.
5.
Perlindungan Mata Air ( PMA )
Dirjen
PPM dan PLP (1995), menjelaskan bahwa perlindungan mata air ( PMA ) merupakan
suatu bangunan untuk menampung air dan melindungi sumber air dari pencemaran.
Bentuk dan volume PMA disesuaikan dengan tata letak, situasi sumber, dekat air
dan kapasitas air yang dibutuhkan:
a) Tataletak yaitu jarak dengan sumber
pencemar seperti jamban, air kotor, kandang dan tempat pembuangan sampah.
b) Situasi sumber yaitu sumber air
sarana PMA harus memiliki penutup bak perlindungan yang dibuatkan saluran yang
arah eluar dari bak, agar tidak mencemari air yang masuk ke bak penangkap,
memiliki pipa peluap, penutup bak yang rapat air, memiliki lantai bak yang
harus rapat air dan mudah dibersihkan serta SPAL yang rapat air dan kemiringan
minimal 2%.
c) Dekat air yaitu sumber air harus
pada mata air, bukan pada saluran air yang berasal dari mata air tersebut yang
kemungkinan telah tercemar.
d) Kapasitas air yang dibutuhkan, yaitu
mata air yang dimanfaatkan paling sedikit mempunyai debit 0,3 liter/detik.
D.
Persyaratan Sarana Air Bersih
Ada
beberapa persyaratan yang perlu diketahui mengenai kualitas air tersebut baik
secara fisik, kimia dan juga mikrobiologi.
1.
Syarat fisik, antara
lain:
a. Air
harus bersih dan tidak keruh
b. Tidak
berwarna apapun
c. Tidak
berasa apapun
d. Tidak
berbau apaun
e. Suhu
antara 10-25 C (sejuk)
f. Tidak
meninggalkan endapan
2.
Syarat kimiawi, antara lain:
a. Tidak
mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
b. Tidak
mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
c. Cukup
yodium
d. pH
air antara 6,5 – 9,2
3.
Syarat mikrobiologi,
antara lain:
a. Tidak
mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri
patogen penyebab penyakit.
E.
Dampak Terhadap Kesehatan
Penggunaan air yang tidak memenuhi persyaratan dapat
menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan tersebut dapat
berupa penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Penyakit menular umumnya
disebabkan oleh makhluk hidup, sedangkan penyakit tidak menular umumnya bukan
disebabkan oleh makhluk hidup.
Penyakit menular yang disebabkan oleh air secara langsung
diantara masyarakat disebut penyakit bawaan air (waterborne diseases).
Hal ini dapat terjadi karena air merupakan media yang baik tempat bersarangnya
bibit penyakit/agent. Menurut Slamet (2002) beberapa penyakit bawaan air yang
sering ditemukan di Indonesia diantaranya :
a. Cholera adalah penyakit usus halus
yang akut dan berat. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri vibrio cholerae.
Masa tunasnya berkisar beberapa jam sampai beberapa hari. Gejala utamanya
adalah muntaber, dehidrasi dan kolaps. Gejala khususnya adalah tinja yang
menyerupai air cucian beras.
b. Typhus Abdominalis juga merupakan
penyakit yang menyerang usus halus dan penyebabnya adalah Salmonella typi.
Gejala utamanya adalah panas yang terus menerus dengan taraf kesadaran yang
menurun, terjadi 1-3 minggu (rata-rata 2 minggu) setelah infeksi. Salmonella
typi tumbuh dalam suasana yang cocok bagi dirinya yaitu usus manusia dan hewan
berdarah panas. Namun bila tinja seseorang yang sakit mengandung bakteri
tersebut masuk ke badan air, maka bakteri ini dapat hidup beberapa hari sebelum
mati. Bila air tersebut diminum oleh manusia maka Salmonella typi tersebut akan
masuk lagi ke usus manusia dan akan berkembang hingga menyebabkan penyakit.
Jadi air berfungsi sebagai media penyebar penyakit.
c. Hepatitis A disebabkan oleh virus
hepatitis A. gejala utama adalah demam akut, dengan perasaan mual dan
muntah, hati membengkak, dan sclera mata menjadi kuning oleh Karena itu orang
awam menyebut Hepatitis ini sebagai penyakit kuning.
d. Dysentrie amoeba disebabkan oleh
protozoa bernama Entamoeba hystolytica. Gejala utamanya tinja yang
tercampur lender dan darah.
Selain penyakit menular, penggunaan
air dapat juga memicu terjadinya penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular
terutama terjadi karena air telah terkontaminasi zat-zat berbahaya atau
beracun. Beberapa kasus keracunan akibat mengkonsumsi air yang terkontaminasi
diantaranya:
a. Kasus keracunan Kobalt (Co) yang
terjadi di Nebraska (Amerika) merupakan satu contoh penyakit tidak menular yang
diakibatkan kontaminasi Kobalt di dalam air. Akibat keracunan Kobalt dapat
berupa gagal jantung, kerusakan kelenjar gondok, tekanan darah tinggi dan
pergelangan kaki membengkak.
b. Penyakit Minamata, yang disebabkan
pencemaran pantai Minamata oleh Mercury (air raksa). Sumber utama keracunan air
raksa itu adalah pembuangan limbah pabrik penghasil polivinil klorida yang
menggunakan Mercury sebagai katalis. Di dalam air, Mercury diubah menjadi
Methyl Mercury oleh bakteri. Methyl Mercury akhirnya mengkontaminasi ikan di
pantai yang dikonsumsi penduduk yang tinggal di wilayah tersebut. Dengan adanya
proses biological magnification (akumulasi biologis), maka kadar air
raksa yang terdapat di dalam ikan yang terdapat di laut tersebut menjadi
berlipat ganda. Keracunan air raksa menyebabkan cacat bawaan pada bayi.
Keracunan ini menyebabkan 111 orang menjadi cacat dan 41 orang diantaranya
meninggal.
c. Keracunan Cadnium di kota Toyoma,
Jepang. Keracunan ini menyebabkan terjadinya pelunakan tulang sehingga
tulang-tulang punggung menjadi nyeri. Berdasarkan hasil penelitian, ternyata
bahwa beras yang dimakan penduduk Toyoma berasal dari tanaman padi yang selama
bertahun-tahun mendapatkan air yang telah tercemar Cadmium.
Air juga dapat berperan sebagai serang insekta yang
membawa/menyebarkan penyakit pada masyarakat. Insekta demikian disebut sebagai
vector penyakit. Beberapa penyakit yang disebarkan vector penyakit antara lain
:
a. Filariasis, dikenal juga sebagai
penyakit kaki gajah. Penyebabnya adalah cacing bulat kecil, yang disebut
filaria. Sebagai pembawa atau vector penyakit ini adalah nyamuk jenis culex
fatigans. Manusia yang menderita penyakit kaki gajah akan menjadi reservoir
cacing filaria. Larva cacing ini akan menuju ke peredaran darah periferi
pada malam hari sehingga jika penderita digigit nyamuk, maka nyamuk tersebut
akan membawa larva filaria. Gigitan nyamuk berikutnya akan memindahkan
microfilaria kepada korban baru. Selanjutnya microfilaria tersebut akan mengikuti
peredaran darah manusia dan masuk ke dalam saluran limfatik dan menjadi dewasa.
Filaria ini dapat menyebabkan penyumbatan saluran limfatik sehingga
mengakibatkan cairan tubuh tidak bisa mengalir seperti biasanya sehingga
kemudin terjadi pembengkakkan yang semakin lama semakin membesar dan mengeras.
b. Demam Berdarah disebut juga Dengue
Haemorrahagic Fever (DHF) karena disertai gejala demam dan pendarahan.
Penyakit ini terus menyebar diantara masyarakat melalui vector berupa nyamuk Aedes
aegypti. Nyamuk ini suka bersarang di air bersih.
Untuk mencegah terjadinya penyakit yang diakibatkan
penggunaan air, kualitas badan air harus dijaga sesuai dengan baku mutu air.
Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau
komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya di dalam air. Untuk mengetahui hal tersebut, perlu dilakukan
pengukuran atau pengujian kualitas (mutu) air berdasarkan parameter-parameter
tertentu dan metode tertentu. Dalam Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001,
mutu air ditetapkan melalui pengujian parameter fisika, kimia, mikrobiologi,
dan radioaktivitas. Pengujian parameter fisika meliputi pengukuran temperature
air, pengukuran kadar residu dalam air dan kadar residu tersuspensi dalam air.
Pengujian parameter kimia dilakukan melalui pengukuran kadar zat kimia
anorganik dan zat kimia organic dalam air.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Untuk mewujudkan sarana air bersih dan sanitasi yang
berkesinambungan dibutuhkan pengelola sarana yang mampu mengelola,
mengoperasikan dan memelihara sarana tersebut dengan baik. Pengelola tersebut
berasal dari masyarakat itu sendiri.
Pada
proses penyediaan air bersih di Indonesia sudah memiliki aturan yang berlaku
tetapi belum sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan baik ketika dilapangan
,karena banyak factor yang dapat mempengaruhinya,baik dari segi SDM nya,kesadaran
pelaksana,situasi,dan sumber dana yang ada
B. Saran
Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di bidang
kesehatan, diperlukan sumber informasi yang baik, dan hal ini dapat dicapai
dengan melaksanakan penyuluhan kesehatan. Penyuluhan kesehatan bagi masyarakat merupakan
kewajiban dan tanggung jawab dari Puskesmas sesuai dengan wilayah kerja
masing-masing. Menilik pada masih kurang memuaskannya pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat Kelurahan Sukawarna mengenai sarana air bersih yang sesuai dengan
syarat-syarat kesehatan, kepemilikan dan pemanfaatan sarana air bersih, dan
penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui air, maka penulis menyarankan
agar dilakukan penyuluhan mengenai hal-hal tersebut diatas secara berkesinambungan
hingga mencakup seluruh wilayah kerja Puskesmas Sukawarna.Penyuluhan dapat
dilakukan setiap 6 bulan sekali,dengan metode penyuluhan dalam bentuk ceramah
dengan gambar dan dilakukan pada sore hari 58 Diharapkan dengan penyuluhan
dapat dicapai peningkatan pengetahuan masyarakat, yang selanjutnya dapat meningkatkan
pula sikap dan perilakumasyarakat sehingga lebih sesuai dengan prinsip-prinsip
hidup sehat, demi mencapai tingkat kesehatan masyarakat yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA